Buku itu kini telah usang namun tak berdebu. Tak terasa aku
telah mengisi 307 lembar di dalamnya. Merangkai kata merangkai harap tentang
kisah perjalanan hidupku mengukir lukisan jingga. Kubuka lembar demi lembar
hingga tatapanku terpaku di halaman 54. Kubaca perlahan coretan tinta di kertas
itu, jemariku meraba-raba kertas dan mulai mencoba menerka kembali masa itu,
hingga akhirnya kutemukan sebuah peristiwa yang tak akan pernah ku lupakan,
sangat berkesan dan tentu saja indah. Begitu banyak pelajaran dan pengalaman
yang aku terima dari semua kejadian itu, membuatku lebih mengerti bagaimana
berbagi rasa senang dan sedih ke orang yang bagiku istimewa semasa itu. Entah
apa yang membuatku memakai jalan pikir seperti itu. Awalnya semua terasa mudah
dan indah, namun semakin lama kubaca lembar demi lembar, ku temukan beberapa
batuan terjal, ku temukan rasa sakit dan pedih dari luka yang terukir di sana.
Aku tak tahu itu luka apa, tapi yang jelas aku menemukan sebuah kalimat yg bisa
menjelaskan salah satu penyebab luka itu... "mungkin telah ada luka baru
yang mulai tertanam di sana, luka karena RINDU" ah mungkin saja saat
menulis itu aku sedang merindu haha :'D jika ada yang bertanya apa yang aku
rindukan dari dia, sayang sekali aku tidak bisa menjelaskannya... karena ketika
aku mulai mencoba untuk menjelaskan, kata-kata yg keluar seringkali tidak
sesuai dengan yang ada di hati. entahlah :"
Saat ditanya bagaimana rasanya semua itu? aku tak bisa
menjawabnya, terlalu banyak kata yang tak bisa aku ungkapkan. haha aku bukan
orang yang pandai mengungkapkan sesuatu, mungkin aku malu dan sedikit gengsi
untuk mengatakannya. maaf T.T itulah kenapa aku lebih suka mengungkapkannya
lewat tulisan :)
Hmmm semakin lama ku lewati hari terkadang ada bayangan
biru yang menyelimuti. Bayangan yang membuatku takut dan membuatku terlena
untuk berhenti melukis warna jingga. Aku memang menyukai warna biru, namun
bayangan ini berbeda, terlihat sangat mengerikan. Bukan warna biru langit yang
selama ini selalu menjadi warna dasar hari-hariku, melainkan warna biru yang
mencekam. Warna yang membuat aku bisa meneteskan air mata, warna yang menyayat
hati, warna pilu dan masam.
Tapi apakah kamu tau? bayangan biru itu tak pernah bisa
memudarkan warna jingga yang telah aku lukiskan. Jingga yang klasik, kisah yang
unik dan memberikan banyak arti baru dalam hidupku. Dalam do'a aku selalu
berharap untuk bisa terus melanjutkan lembaran itu dengan melukiskan warna
jingga dalam hariku dan aku harap apapun akhirnya nanti.. kamu selalu ingat
kisah jingga yang penuh liku.
Kau pernah
menyebabkan aku terluka? mungkin. Tapi aku tidak bisa membohongi diriku kalau
kamu jauh lebih banyak membuatku tersenyum daripada terluka :) Terimakasih
untuk semua pelajaran yang udah kamu kasih ke aku. Maafkan atas semua
kekurangan dan kesalahanku kepadamu. Maaf kalo pernah membuatmu kecewa. Masih banyak
hal yang belum sempat aku ceritakan ke kamu J
Lalu
bagaimana akhir kisah lukisan jingga? Apakah semakin terang atau malah semakin
meredup ditutupi bayangan biru? Waktu yang akan menjawab semuanya~ Aku hanya
bisa melakukan apa yang aku mampu untuk terus melanjutkan lembaran warna jingga
yang menentramkan hati.
Namun di balik itu semua aku belajar dan menyadari bahwa
luka itu tak sebanding dengan banyaknya hal indah lain yang telah terukir dan
tertanam di memori indah. Jadi, jangan pernah mengeluh terhadap luka pedih yang
kamu rasakan karena sesungguhnya kebahagiaan yang kamu miliki jauh lebih besar,
hanya saja mungkin kamu tidak bersyukur sehingga kamu tidak pernah menyadari
adanya kebahagiaan yang menanti.
pengen nangis aku baca ini
BalasHapushihi, aku aja udah nangis wkt nulis ini :'3
BalasHapus